Berita Penebangan Pohon Di Bantaeng Menyesatkan


Bantaeng, Sulsel (Phinisinews) – Berita tentang penebangan pohon yang dianggap sebagai pohon terbesar di Indonesia dengan diameter mencapai 16 meter ternyata hanya isapan jempol.
    
"Itu berita bohong dan menyesatkan yang sengaja dihembuskan untuk merusak citra Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan," kata Ketua Adat 12 Bantaeng Ir Karman di lokasi penebangan pohon di Bantaeng, pekan ini.

   
Dia mengatakan, pohon yang dinilai sebagai tanaman spesifik itu ternyata hanya sengon yang oleh masyarakat setempat disebut "kayu colo" (kayu korek api).
    
Jenis pohon ini memang bongsor, namun setelah diukur, diameternya hanya 3 meter. Bukan 16 meter seperti yang diberitakan selama ini.
    
"Panjangnya juga disebut-sebut 100 meter ternyata hanya setengahnya. Luar biasa pembohongan yang dilakukan oknum tertentu," urainya.
     
Ia kemudian memperlihatkan kepada wartawan kondisi pohon yang akarnya sudah lapuk dan berlubang. "Ini sengon yang tentu saja memiliki batas usia. Dan pada saat itu, ia akan lapuk. Sama dengan manusia memiliki batas usia dan pada saatnya akan mati," tuturnya lagi.
     
Menurut Kasman yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Bantaeng (KKB), kondisi pohon sudah tidak memungkinkan bertahan karena sudah dalam proses pelapukan.
     
"Jadi, cepat atau lambat pohon ini akan tumbang. Dari pada tumbang sendiri yang mungkin akan merusak perkebunan kopi masyarakat, atau mungkin membahayakan masyarakat yang memetik kopi, makanya ditebang," tambah Karman.
     
Ia mengaku kedatangannya di lokasi karena penasaran terhadap berita yang menyebut pohon tersebut sebagai pohon tertua di Sulsel dan berdiameter 16 meter. "Makanya saya datang untuk melihat langsung. Ternyata hanya pohon sengon," urainya.
     
Karena itu, ia mengimbau semua pihak, terutama anggota DPRD yang pertama kali membesar-besarkan berita ini agar tidak mempolitisir keadaan karena justru akan merugikan kita semua.
     
"Orang-orang di luar Bantaeng sangat kagum terhadap pembangunan di Bantaeng, kok orang Bantaeng sendiri yang memutar balikkan fakta. Hanya orang  yang tidak mempunyai rasa syukur yang mengingkari kenyataan," ujarnya.
     
Orang-orang yang mengaku tokoh atau wakil rakyat hendaknya berbicara sesuai fakta. Jangan membuat informasi yang menyesatkan. Saya sebagai Ketua adat memiliki tanggungjawab moral untuk mengangkat daerah ini. Kenapa ada pihak yang melakukan pembohongan publik, ujarnya heran.
     
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah yang menyaksikan kondisi pohon tersebut juga terperangah. "Saya kira ada pohon spesifik dan sangat besar seperti digambarkan dalam pemberitaan beberapa hari terakhir. Ternyata, hanya sengon," ucapnya.
     
Bupati yang didampingi Kadis Kehutanan dan Perkebunan Bantaeng Muh Hero mengatakan, pohon sengon memiliki batas usia. Makanya kondisi akar pohon sudah lapuk.
     
Lokasinya juga bukan pada hutan lindung tetapi pada tanah rakyat yang datar dan dikhawatirkan bila tertiup angin, maka pohon akan tumbang dengan sendirinya sehingga merusak kebun kopi dan cengkeh masyarakat.
      
Tentang penebangan tanpa izin, ia mengatakan, Dinas Kehutanan belum memberi tanggapan karena belum melihat lokasi dan kondisi pohonnya. Ia kemudian meminta para pihak agar tidak mengeluarkan komentar sebelum melihat langsung kondisi di lapangan.
     
"Jangan sampai kita menunggu adanya korban tertimpa pohon baru kita bergerak. Dan pada saat seperti itu, Pemda dipersalahkan, dinilai tidak tanggap," tambah Bupati yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas).
     
"Saya mengetahui kondisi hutan Bantaeng. Makanya yang ada itu sangat saya jaga. Bahkan setiap Sabtu kita lakukan penanaman. Karena itu, jangan membuat statemen tanpa bukti karena cenderung  merugikan daerah," ucap Bupati Prof Dr Nurdin Abdullah.
     
Ia kemudian menyebut pengelolaan hutan desa yang dikelola masyarakat. "masyarakat berhak mengambil hasil hutannya sepanjang tidak merusak. Silahkan ambil madu dan anggrek yang ada di dalamnya, tapi jangan merusak karena hutan harus menjadi rahmat bagi masyarakat," ujarnya.  

(Sumber: PhinisiNews/Ant)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar