Tim Kesenian Bantaeng bertolak ke Jepang

Yannu Art Cetera Speak

Alhamdulillah perkembangan kota bantaeng saat ini sangat luar biasa apalagi dibidang seni yang menjadi pusat perhatian telah berkembang dan dihargai lebih baik di kota kita yang tercinta ini, patut jadi banggaan saya pribadi tidak sia sia memilih pemimpinnya. untuk lebih jelasnya dalam perkembanga seni dikota bantaeng teman-teman bisa simak artikel dibawah ini 


Bantaeng, 08/10 – 2013 -  Tim Kesenian Kabupaten Bantaeng yang terbangung dalam Bantaeng Indonesia Art Group bertolak ke Jepang.

Tim berkekuatan 35 orang yang terdiri atas 20 orang penari dan pemusik itu meninggalkan Bandara International Hasanuddin, Senin (7/10) malam menuju Jakarta.

Dari Jakarta, rombongan yang dipimpin Putri Fatima Nurdin berganti pesawat dan melakukan proses imigrasi untuk melanjutkan perjalanan ke Tokyo, ibukota Jepang.


Sebelum meninggalkan Kabupaten Bantaeng, tim diberi pembekalan untuk penyesuaikan iklim dan budaya masyarakat setempat serta obyek yang akan dikunjungi.

Pembekalan di rumah jabatan tersebut dilakukan langsung Bupati HM Nurdin Abdullah bersama putrinya yang menjadi koordinator pemberangkatan hingga pemulangan.

Selama berada di Negeri Sakura, Tim Kesenian yang membawa peralatan lengkap akan tampil di Kagoshima untuk mengikuti festival tari dan musik tradisional Asia Pacifik.

Festival yang diikuti 6 negara masing-masing India, Indonesia, Thailand, Philipina, Malaysia dan Singapura bertajuk The 8th Kagoshima Youth Music Art’s Festival (KAYAF) 2013.  

Penampilan Indonesia dalam ajang ulang tahun Kota Kagoshima ini merupakan kali keempat, namun kali ini diwakili Tim Kesenian Kabupaten Bantaeng atas undangan Pemerintah Jepang (Walikota Kagoshima).

Tim kesenian yang dibina Ketua Tim Penggerak PKK Hj Lies F Nurdin merupakan gabungan beberapa kelompok sanggar seni yang aktif berkesenian terutama seni tradisional.

Menurut Putri Fatima Nurdin, dalam ajang internasional tersebut, tim yang juga disertai sejumlah Kepala Dinas dan Wakil Ketua DPRD itu akan menampilkan gabungan tiga jenis tarian yakni Tari Sulo Langi, Sanro Beja dan Pajonga.

Ketiga jenis tarian tersebut diramu sedemikian rupa dengan perpaduan antara gerak gemulai penari diiringi rampak gendang yang dinamis dan menghentak, jelas Putri Bupati Bantaeng yang didampingi Koordinator Kostum dan Properti/Artistik Dra. Sri Rubiatin Arief, MS.        

Ia juga mengatakan, tari ini merupakan tari yang mengisahkan tentang sebuah penyerahan (Penghambaan) serta rasa syukur kepada Pencipta, atas bumi, dan tanah yang menjadi tempat berpijak, dan mencari sisi kehidupan yang lebih baik.

Pada tari berikutnya adalah kisah yang menggambarkan tentang proses kelahiran seorang Putra Mahkota, yang akan mewarisi  peradaban.

Tarian Sanro Beja ini merupakan bagian dari ritual, memperingati, dan sebagai perhelatan atas Raja Ibagala Daeng Mangnguluang Tunijalloka Rikajang yang digantikan oleh istrinya Daenta I Nace, sebagai gelar Karaeng Bainea ri Bantaeng.

Tari ke tiga adalah tari Pajonga yang  menggambarkan kekayaan fauna Bantaeng, namun tari tersebut diramu ke dalam bentuk kisah seorang Putri Raja yang dikutuk menjadi seekor Rusa, dan menjelma kembali sebagai seorang putri ketika ditangkap oleh seorang Pangeran Mahkota Kerajaan.(hms)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar