“Jika
ingin disenangi masyarakat maka buatlah “baliho” di hati masyarakat.”
Demikian pernyataan Nurdin Abdullah, Bupati Kabupaten Bantaeng, Sulsel,
ketika bertemu awal Januari 2011 silam. Pernyataan yang dia kemukakan
sebagai respons atas tata bangun relasi pemimpin dan rakyatnya.
Kata-kata
tersebut dia buktikan. Lima tahun terakhir di masa jabatannya sebagai
bupati ke-9 dalam sejarah pemerintahan Kabupaten Bantaeng, wilayah
berjarak kurang lebih 120 kilometer dari Makassar tidak disesaki
baliho-baliho bupati. Jalan-jalan utama hingga setapak di pedesaan
hampir steril dari spanduk. Bahkan, menjelang pilkada pun ramai baliho
dan spanduk tidak seperti yang dapat kita dijumpai di daerah-daerah
lainnya.
Tetapi,
sekali lagi Nurdin Abdullah membuktikan bahwa memasang “baliho” di hati
masyarakat jauh lebih efektif ketimbang memasangi baliho setiap sudut
jalan, setiap hamparan trotoar, dan setiap batang pohon.
Kembali
maju sebagai kandidat bupati periode lima tahun ke depan di daerah
seluas 395,83 kilometer itu, Nurdin Abdullah masih sangat tangguh bagi
ketiga pasang kandidat lain pada pilkada yang dihelat Rabu (17/4) lalu
itu. Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilansir sejumlah lembaga
survei, kandidat petahana meraih suara yang fantatis yakni di atas 84
persen.
Jika
nantinya hasil hitung manual KPU tidak berbeda jauh dari hitung cepat
maka perolehan suara guru besar Fakultas Kehutanan Universitas
Hasanuddin itu akan masuk urutan kelima sebagai kandidat bupati di
Indonesia yang mencapai suara di atas 80 persen. Empat teratas adalah
Makmun Ibnu Fuad di Bangkalan (93 persen), Joko Widodo di Solo (90
persen), Ahmadi di Mojokerto (87 persen), dan I Gede Winase di Jembrana
(87 persen).
“Baliho” Ala Nurdin Abdullah
Seperti
apa “baliho” Nurdin Abdullah yang terpasang di hati masyarakatnya?
Januari 2011, saya mengawali rencana penelitian di Kabupaten Bantaeng
dengan membuat janjian bertemu sang kepala daerah. Atas jasa Kepala
Bagian Humas dan Protokol saat itu, Syahrul Bayan, pertemuan berlangsung
lancar dan hangat.
Dalam
pertemuan tersebut, Nurdin Abdullah banyak memaparkan visi Bantaeng
sebagai “Wilayah Terkemuka Berbasis Desa Mandiri”. Untuk mewujudkan visi
tersebut, sejak terpilih sebagai bupati pertama kali 6 Agustus 2008
lalu, dia membenahi seluruh aspek desa mulai dari infrastruktur hingga
pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada seluruh desa di
Bantaeng.
Masing-masing
BUMDes mendapatkan penguatan baik dari aspek manajemen maupun finansial
berupa suntikan dana hibah Rp100 juta. BUMDes diberikan kepercayaan
penuh mengelola potensi desa masing-masing di mana BUMDes berada. Dalam
skema yang lebih luas, visi tersebut akan mewujudkan Bantaeng sebagai
pusat pertumbuhan di selatan Sulawesi Selatan dengan menyertakan
pembangunan pelabuhan, pengembangan agrowisata, serta peningkatan
sektor-sektor industri.
Sektor
pemberdayaan ekonomi rakyat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi makro
di atas merupakan satu dari dua hal yang menarik perhatian saya waktu
itu. Satu hal lainnya adalah pada pembangunan sektor kesehatan.
Merespons
kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang cepat, Nurdin Abdullah
membentuk Brigade Siaga Bencana (BSB). Kantor BSB berada satu atap
dengan satuan tugas lainnya yang
tergabung dalam tim Emergency Services seperti satuan bantuan sosial,
satuan operasi, rehabilitas dan pemulihan, serta satuan pemadam
kebakaran.
Secara
umum BSB bekerja bila ada panggilan yang masuk melalui call center 113.
Atas dukungan puluhan dokter umum dan perawat yang bekerja berdasarkan
sistem shift selama 24 jam, tim BSB siap menjemput pasien hingga pelosok
desa.
Masyarakat sebagai Customer
Ciri
pemerintahan yang baik adalah yang melayani masyarakat. Menurut Osborne
& Gaeblar (1993), pemerintahan harus digerakkan oleh kebutuhan
pelayanan kepada pelanggan atau dikenal dengan istilah, customer-driven government.
Model customer-driven government adalah
model di mana para birokrat tidak lagi berlaku layaknya raja seperti
birokrat di zaman kerajaan. Atau pun, ketika para birokrat tidak lagi
menjadikan dirinya sebagai pamong sebagaimana yang terjadi pada zaman
birokrasi kolonial.
Customer-driven government berorientasi
pada pelayanan yang cepat, murah, merata, terjangkau, dan memuaskan
bagi masyarakat. Birokrat-birokrat yang bekerja dengan model ini tidak
menganggap dirinya lebih tinggi dari masyarakat. Karena dengan senang
hati memaksimalkan pelayanannya, baik layanan pasif berupa sikap terbuka
melayani setiap permintaan masyarakat, maupun layanan aktif yang
tercermin dari kesigapan aparatur pemerintahan untuk mencari tahu
kebutuhan masyarakat yang masih kurang.
Dalam
penilaian saya yang mungkin subyektif ini, Nurdin Abdullah, melalui
beberapa terobosan program yang bersesuaian dengan kebutuhan masyarakat
di atas, telah menjalankan customer-driven government.
Seharusnya kepala daerah yang lain pun, khususnya yang masih ingin
‘nyalon’ untuk jabatan yang sama atau pun untuk jabatan yang lebih
tinggi perlu lebih rajin membuat “baliho” di hati masyarakat, bukan
hanya program yang baik tetapi juga pembuktian atas kinerja transparansi dan akuntabilitas publik
www.DrBaikHati.blogspot.com
BalasHapusGRATIS SEMBUHKAN, a.l.:
ALZHEIMER, ASAM URAT, AUTIS, BARAH, BELL PALSI, BOTAK, CYST, DARAH TINGGI, DEMAM BERDARAH, DEPRESI, DIABETES, EGZEMA, GAGAL GINJAL, GOUT, HIDROSEFALUS, JERAWAT, KANKER, KATARAK, KEBOTAKAN, KENCING BATU, KENCING MANIS, KULIT KUSAM, MIGRAN, OSTEOARTHRITIS, OSTEOPOROSIS, PARKINSON, PENYAKIT2 DEGENERATIF, PENUAAN DINI, PENYAKIT JANTUNG, PENYAKIT KULIT, PSORIASIS, SAKIT LUTUT, SAKIT MATA, SAKIT OTOT, SAKIT SENDI, SAKIT TULANG BELAKANG, SCID, SINUSITIS, STROKE, TUMOR, SUSAH TIDUR, DLL.
SALAM SELALU
SEHAT, SUKSES, BAHAGIA,
DAMAI SEJAHTERA SELAMANYA!
www.Prof.Dr.Henry,Ph.D.(R)
SUDAH TERUJI KLINIS MEDIS & EMPIRIS
TERBUKTI & MENDAPAKAN PATEN
& PENGHARGAAN MENJADI YANG
TERBAIK DI IND DAN ASIA PASIFIK
"IT SOUNDS TOO GOO TO BE TRUE"
BUT THIS IS THE REALITY/THE FACT
BELIEVE IT OR NOT,YOU BETTER NOT
JUST BELIEVE IT BUT MUST TRUST IT!
SUDAH TERLALU BANYAK KESAKSIAN
SIGNIFIKAN YANG DIBERIKAN PARA DR
PARA MEDIS DAN PARA PASIEN MEREKA
SEBAIKNYA ANDA PERCAYA & MENCOBA
NYA KRN INI ADALAH TEROBOSAN MEDIS
YANG SANGAT AMAT R E V O L U S I O N E R !